Senin, 01 Oktober 2007 – 08:05:15, Penulis : Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak
Kategori : Kajian Utama
Keluarnya Dajjal Sebagai Tanda Hari Kiamat
[Print View] [kirim ke Teman]
Setelah Imam Mahdi, satu penanda besar hari kiamat yang akan muncul adalah Dajjal. Dia berasal dari manusia dan merupakan sosok nyata. Kemunculannya akan didahului dengan sejumlah peristiwa besar.
Di antara kewajiban seorang muslim adalah beriman kepada hari akhir
dan apa yang akan terjadi sebelum dan setelahnya. Hari kiamat tidak ada
yang mengetahui kapan terjadinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jibril ‘alaihissalam bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Kabarkanlah kepadaku kapan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab,
“Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari bertanya.” (HR. Muslim no. 1)
Meskipun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, namun Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya telah menerangkan tanda-tanda yang
akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda hari kiamat ada dua, shugra
dan kubra.
Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di antaranya yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Jibril:
“(Jibril) berkata: Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya. Rasulullah
menjawab: Budak perempuan melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang
telanjang kaki dan telanjang badan penggembala kambing berlomba-lomba
meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)
Adapun tanda kiamat kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu:
Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau
berkata: “Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang
berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau berkata: “Tidak akan
terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.”
Beliau menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari
dari barat, turunnya ‘Isa ‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga
khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah
Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir
(menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no.
2901)
Di antara tanda kiamat kubra yang termaktub dalam hadits di atas adalah
keluarnya Dajjal. Pembahasan masalah keluarnya Dajjal merupakan
pembahasan penting disebabkan beberapa faktor yang disebutkan
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu:
1. Banyaknya orang yang menisbatkan diri kepada ilmu dan dakwah
meragukan akan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal.
2. Kebanyakan manusia tidak terbiasa membicarakan masalah keluarnya Dajjal dan turunnya ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam.
(Lihat Qishshah Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ. قَالَ: مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ: أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ
رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ
الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ
اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ
نَتَذَاكَرُ. فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُوْنَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ.
قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ.
فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ
مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
وَيَأَجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ
وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ
نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Dajjal
Secara bahasa:
Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu dalam kitab beliau
At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di
antaranya: Kadzdzab (tukang dusta), Mumawwih (yang menipu manusia).
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Dikatakan demikian
karena dia adalah manusia yang paling besar penipuannya.”
Dalam istilah syar’i:
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Seorang laki-laki
pendusta (penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.”
(Syarah Lum’atul I’tiqad)
Peringatan akan Keluarnya Dajjal
Para nabi telah memperingatkan akan keluarnya Dajjal. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia,
menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan
hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan
kalian darinya. Tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan
memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah
memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian
satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah
dia itu buta sebelah matanya, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, 2930/169)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah
disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah matanya,
membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada
hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana
Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim no. 2936)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal.
Buta satu matanya, pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian
tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal: ك ف ر -yakni
kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dalam riwayat lain:
“Bisa dibaca oleh semua mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.” (HR. Muslim 2934/105)
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى
عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ:
إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ
قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ
فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ
أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنِ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ
قَوْمَهُ؟ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ
الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ
النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ
الْكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
Kejadian-Kejadian Sebelum Keluarnya Dajjal
Banyak kejadian telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelang keluarnya Dajjal. Di antara kejadian-kejadian tersebut:
1. Banyaknya yang tewas ketika kaum muslimin melawan Romawi
Diriwayatkan dari Yusai bin Jabir: Bertiup angin di Kufah, datanglah
seorang pria yang ucapannya hanyalah: “Ya Abdullah bin Mas’ud, kiamat
telah datang.” Maka beliau duduk dan bersandar kemudian berkata:
“Sesungguhnya kiamat tak akan terjadi hingga tidak dibagikan lagi
warisan dan tidak bergembira dengan ghanimah.” Beliau berisyarat dengan
tangannya ke arah Syam seraya berujar: “Akan ada musuh yang berkumpul
untuk menyerang kaum muslimin maka kaum muslimin pun berkumpul untuk
melawan mereka.” Aku katakan: “Romawi yang anda maksud?” Beliau
menjawab: “Ya. Ketika itu akan terjadi peperangan yang dahsyat. Majulah
kaum muslimin siap untuk mati (membela agama), tak akan kembali kecuali
dalam keadaan menang. Bertempurlah kedua pasukan tersebut hingga
terhalangi waktu malam. Maka kembalilah dua kelompok tersebut tanpa ada
pemenang dan pasukan yang siap mati telah tiada. Kemudian maju
sekelompok kaum muslimin yang siap untuk mati, tidak pulang kecuali
dalam keadaan menang. Mereka bertempur hingga sore kemudian kembalilah
dua kelompok tersebut tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati pun
habis. Di hari keempat majulah sisa pasukan kaum muslimin. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berikan kemenangan kepada mereka. Mereka membunuh
musuh dalam jumlah yang tak pernah terlihat sebelumnya. Hingga ada
seekor burung yang terbang ke arah mereka mati sebelum bisa melintasi
semuanya. Ketika itu ada orang-orang yang mencari keluarga bapaknya
hanya mendapatkan seorang saja padahal sebelumnya mereka berjumlah
seratus orang. (Kalau begini keadaannya) dengan ghanimah seperti apa
dia akan gembira? Atau warisan seperti apa dibagikan? Ketika dalam
keadaan demikian, mereka mendengar sesuatu yang lebih besar dari itu.
Datang seseorang yang berteriak (bahwa) Dajjal telah mendatangi
keluarga mereka. Maka mereka pun membuang ghanimah dari tangan-tangan
mereka, dan mengirim sepuluh pasukan berkuda sebagai mata-mata.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Sungguh aku tahu
nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka serta warna kuda-kuda
mereka. Mereka adalah pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika
itu atau di antara pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika
itu’.” (HR. Muslim no. 2899)
2. Banyaknya kemenangan diraih kaum muslimin
Dari Nafi’ bin ‘Utbah radhiyallahu ‘anhu: Kami bersama Rasulullah dalam
satu peperangan. Datang kepada Nabi satu kaum dari Maghrib memakai
pakaian dari wol (bulu domba). Mereka bertemu Rasulullah di sebuah
bukit dalam keadaan berdiri sedangkan Rasulullah duduk. Batinku
berkata: ‘Datangilah mereka dan berdirilah antara mereka dengan
Rasulullah agar jangan sampai mereka menculik Rasulullah’. Kemudian aku
berkata (dalam hati, -pen.): ‘Mungkin beliau ingin berbicara khusus
bersama mereka.’ Aku pun mendatangi mereka dan duduk di antara
Rasulullah dan mereka. Aku hafal dari beliau empat kalimat, aku hitung
dengan jariku. Beliau berkata: ‘Kalian akan berperang melawan jazirah
Arab dan Allah berikan kemenangan kepada kalian. Kemudian memerangi
Persia dan kalian pun menang. Kalian memerangi Romawi kalian pun
diberikan kemenangan oleh Allah. Dan kemudian kalian berperang melawan
Dajjal, Allah juga memberikan kemenangan untuk kalian.” (HR. Muslim no.
2900)
3. Kaum Muslimin menguasai Konstantinopel (Istanbul, red.)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga orang Romawi
datang di A’maq atau Dabiq (dua tempat di Syam). Keluarlah pasukan dari
Madinah untuk menghadapi mereka. Mereka adalah di antara penduduk bumi
yang terbaik ketika itu. Ketika mereka telah berhadapan, orang Romawi
berkata: ‘Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang telah ditawan dari
kaum kami.’ Kaum muslimin berkata: ‘Tidak, kami tak akan membiarkan
kalian memerangi saudara kami.’ Akhirnya mereka pun bertempur. Larilah
sepertiga pasukan yang Allah tak akan memberi taubat kepada mereka,
sepertiga pasukan muslimin terbunuh dan mereka adalah syuhada yang
paling afdhal di sisi Allah, sepertiga pasukan lagi yang tersisa
mendapat kemenangan dan mereka tak akan terkena fitnah (ujian)
selamanya. Mereka menguasai Konsthantiniyah (Konstantinopel, dahulu
merupakan ibukota Romawi Timur, red.). Ketika mereka tengah membagi
rampasan perang dan telah menggantungkan pedang mereka di pohon zaitun,
berteriaklah setan: ‘Masihid (Dajjal) telah mendatangi keluarga
kalian.’ Mereka pun keluar, padahal itu adalah berita batil. Ketika
mereka sampai di Syam, keluarlah Dajjal….” (HR. Muslim no. 2897)
4. Dajjal keluar ketika telah sedikitnya orang Arab
Dari Ummu Syarik radhiyallahu ‘anha, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Sungguh manusia akan melarikan diri dari Dajjal ke gunung-gunung.”
Ummu Syarik berkata: “Ya Rasulullah, di mana orang-orang Arab ketika
itu?” Beliau menjawab: “Mereka sedikit.” (HR. Muslim no. 2945)
5. Sebelum keluarnya Dajjal, manusia tertimpa tiga paceklik yang
dahsyat sehingga mereka mengalami kelaparan. Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan langit di tahun pertama untuk menahan sepertiga hujan,
memerintahkan bumi untuk menahan sepertiga tumbuhannya. Kemudian Allah
Subhanahu wa Ta’ala perintahkan langit di tahun kedua untuk menahan dua
pertiga hujannya dan memerintahkan tanah untuk menahan dua pertiga
tanamannya. Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan langit di
tahun ketiga menahan semua hujannya, tak ada yang turun satu tetespun
dan memerintahkan tanah untuk menahan semua tumbuh-tumbuhan.
(Sebagaimana dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu dan Asma` bintu
Yazid Al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha. Lihat kitab Qishshatu Masihid
Dajjal wa Nuzul ‘Isa wa Qatlihi Iyyahu karya Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu)
لَيَفِرَّنَّ النَّاسُ مِنَ الدَّجَّالِ فِي الْجِبَالِ. قَالَتْ أُمُّ
شَرِيْكٍ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَأَيْنَ الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ:
هُمْ قَلِيْلٌ
Sebab Keluarnya Dajjal
Sebabnya adalah karena satu amarah. Ummul Mukminin Hafshah bintu ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma berkata kepada Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma: “Tidakkah kau tahu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkata:
“Dia keluar hanyalah karena satu amarah yang ia rasakan.” (HR. Muslim no. 2932)
إِنَّمَا يَخْرُجُ مِنْ غَضْبَةٍ يَغْضَبُهَا
Tempat keluarnya Dajjal
Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebutkan perkara Dajjal pada
satu hari. Beliau merendahkan dan kadang mengeraskan suaranya hingga
kami menyangka dia ada di pojok kebun korma. Beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkata:
“Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa) kalian. Karena jika Dajjal
keluar dan aku masih ada di antara kalian niscaya aku akan menjadi
pelindung kalian. Jika dia keluar ketika aku telah tiada maka setiap
muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan menjaminku
membela setiap muslim. Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting,
matanya tidak ada cahayanya, aku mengira dia mirip dengan Abdul ‘Uzza
bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya bacalah awal
surat Al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara Syam dan Irak,
berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, istiqamahlah.”
(HR. Muslim no. 2937)
غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا
فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ
فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ وَاللهُ خَلِيْفَتِي عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ
بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ
عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ، إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ
الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِيْنًا وَعَاثَ شِمَالاً، يَا عِبَادَ
اللهِ فَاثْبُتُوا
Dajjal adalah Cobaan yang Terbesar
Dajjal merupakan cobaan paling besar yang menimpa manusia di dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak
Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar
daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Tidak ada antara penciptaan Adam dan hari kiamat makhluk yang lebih
besar dari Dajjal (dalam satu riwayat: fitnah yang lebih besar dari
fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ
Negeri yang Tidak Dimasuki Dajjal
Tidak ada satu negeri pun di bumi ini kecuali akan didatangi dan
dikuasai Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata:
“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan didatangi (dikuasai) Dajjal
kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu celah pun di negeri tersebut
kecuali ada malaikat yang menjaganya. Kemudian Dajjal datang ke suatu
daerah -di luar Madinah- yang tanahnya bergaram. Bergoyanglah Madinah
tiga kali, Allah keluarkan dengan sebabnya semua orang kafir dan
munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim no. 2943)
Di antara negeri yang tidak didatangi (tidak dikuasai) Dajjal adalah
Baitul Maqdis dan bukit Tursina. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata: “Dia akan tinggal selama 40 hari mendatangi semua
tempat kecuali empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Bukit
Tursina (Palestina), dan Masjidil Aqsha (Palestina).” (HR. Ahmad dan
lainnya. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata sanadnya shahih.
Lihat Qishshatu Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa)
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ
وَالْمَدِينَةَ وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ أَنْقَابِهَا إِلاَّ عَلَيْهِ
الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ تَحْرُسُهَا فَيَنْزِلُ بِالسِّبْخَةِ
فَتَرْجُفُ الْمَدِيْنَةُ ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ يَخْرُجُ إِلَيْهِ مِنْهَا
كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ
Lama Tinggalnya Dajjal di Bumi
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan:
“…Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi?’
Rasulullah berkata: ‘40 hari. Satu harinya seperti satu tahun, kemudian
seperti sebulan, kemudian seperti sepekan, kemudian hari-hari lainnya
seperti hari kalian sekarang…’.” (HR. Muslim no. 2937)
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ:
أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ
كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ
Yang membunuh Dajjal
Setelah Dajjal tinggal di bumi 40 hari, Allah Subhanahu wa Ta’ala pun
menurunkan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata:
“Dajjal keluar di antara umatku selama 40 hari, kemudian Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengutus Isa bin Maryam ‘alaihissalam yang mirip
dengan ‘Urwah bin Mas’ud. ‘Isa ‘alaihissalam mencarinya dan
membunuhnya….” (HR. Muslim no. 2940)
Dalam riwayat lain:
“Dajjal dikejar oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam hingga mendapatkannya di
Bab Ludd (satu negeri dekat Baitul Maqdis –Palestina, red.). Beliau pun
membunuhnya.” (HR. Muslim no. 2937)
Dalam hadits lain:
“Ketika musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala (yakni Dajjal, -pen.) melihat
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melelehlah (tubuhnya) sebagaimana garam
meleleh di air. Seandainya dibiarkan niscaya akan meleleh hingga
binasa, akan tetapi Allah membunuhnya melalui tangan ‘Isa
‘alaihissalam, memperlihatkan darahnya kepada mereka di tombak Nabi
‘Isa ‘alaihissalam.” (HR. Muslim 2897)
Inilah sekelumit permasalahan Dajjal yang perlu kita ketahui dan imani.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kita dari fitnah Dajjal
dan menambah keimanan kita.
Wa akhiru da’wana anilhamdulillahi Rabbbil ‘alamin
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي فَيَمْكُثُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا
فَيَبْعَثُ اللهُ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ
مَسْعُوْدٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ
فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ
فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللهِ ذَابَ كَمَا يَذُوْبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ
فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ
بِيَدِهِ فَيُرِيْهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ